Friday, April 29, 2016

Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kita keluhkan?

“Aduh, tugas di organisasi ini rasanya kok ga selesai-selesai ya, bisa gila aku kalau tiap hari gini terus!”,
“Capek banget dah hidup di dunia ini, banyak banget masalah setiap harinya! Arghh!!!”,
Hidup ini ga adil!!! Aku udah capek-capek belajar kok nilaiku cuma dapet AB, dia malah santai-santai aja dapet A!”,
“Gausah ngomongin investasi deh, uang kiriman aja tiap tengah bulan udah habis! Aku mah apa atuh re, kirimanku kan ga sebanyak kamu!”.
Hampir setiap hari, ada saja yang mengeluh seperti itu di sekeliling saya. Seakan-akan mereka yang mengeluh itu berpikir jika mereka mengeluhkan masalah-masalah yang mereka alami saat itu, maka masalah itu akan pergi dengan sendirinya. Padahal malaikat ada di sisi kanan kiri untuk mencatat kebaikan dan keburukan kita, bukan untuk mencatat keluhan kita!
Oiya, postingan ini sendiri sebenarnya adalah lanjutan dari kebijaksanaan minggu ke-9: Mengeluh. Namun penyebab tema ini saya angkat lagi adalah buku Tidak Ada yang Tidak Bisa” oleh Dahlan Iskan. Buku ini menjelaskan dengan detail perjalanan seorang Tionghoa yang sekarang bernama Karmaka Surjaudaja, lengkap mulai dari senang, sedih, canda, dan haru yang menyelimuti semua perjalanan dahsyat laki-laki yang sekarang menjadi Chairman di bank NISP tersebut.
Cerita dimulai dengan pertemuan Dahlan Iskan dengan Karmaka yang terjadi 3 bulan setelah menjalani transplantasi hati, sekitar akhir November 2007 yang berujung kepada pemberian nasihat oleh pak Karmaka kepada Dahlan karena memang pak Karmaka sendiri sudah lebih dulu menjalani transplantasi hati, transplantasi ginjal, lalu sekali lagi transplantasi ginjal untuk yang kedua kalinya. Dari situ Dahlan mengetahui bahwa ternyata kisah pak Karmaka sendiri adalah sebuah kisah yang sangat dramatis, yang menjadi tidak fair kalau pengalaman hidup Dahlan diterbitkan sebagai buku namun Karmaka tidak.(sumber: hal xiii,xiv)
Mulai dari sini, cerita dengan sangat detail menjelaskan kisah hidup Karmaka, mulai dari usianya yang 10 bulan dia sudah mengalami cobaan yang cukup berat, yang diakibatkan oleh ibunya yang harus berlayar mengarungi Laut China Selatan menuju negeri jauh yang di kemudian hari diketahi bernama Indonesia. “xia nan yang” adalah istilah yang dipakai orang Tiongkok yang ingin berlayar menuju tanah harapan baru di seluruh Asia Tenggara. Adapun mengapa perjalanan itu harus dilakukan adalah karena sang ibu ingin menyusul suaminya, atau bapak dari Karmaka yang bernama Kwee Tjie Kui yang sudah dua tahun lebih dulu meninggalkan Hokja, Provinsi Fujan, Tiongkok.(sumber: hal 6)
Ketika Karmaka anak-anak, dia kehilangan kesempatan untuk masuk taman kanak-kanak karena jarak Cibereum-Bandung yang cukup jauh untuk ukuran tahun itu. Dan karena itu biaya pulang perginya akan menjadi mahal. Bayangkan, pada jaman dulu saja mereka sudah menerapkan hidup hemat, terutama dari segi kendaraan. Sehingga akhirnya dia belajar dirumah, yang pastinya ilmu yang diajarkan ibunya sama dengan di sekolah, karena ibunya juga seorang guru. Yang di kemudian hari diketahui karena ketika Karmaka bisa sekolah dia bisa langsung memulai di kelas 3 SD, dan lagi-lagi pemilihan SD yang didatangi Karmaka bukanlah SD tempat bapaknya menjadi kepala sekolah, melainkan karena lebih dekat, dan cukup jalan kaki saja untuk mencapainya.(sumber: hal 13,14)
Kehidupan Karmaka berlanjut dengan lika likunya yang pastinya sangat berat jika dibandingkan dengan lika liku kehidupan yang saya alami, namun dia menjalaninya dengan bahagia dan sesemangat mungkin, bahkan dia sempat mengalah untuk tidak kuliah demi adiknya yang ingin menekuni dunia kedokteran. Untuk menutupi biaya kuliah adiknya dia bekerja pagi sebagai guru, siang kerja pabrik, dan malam memberi les! Adakah diantara kita yang seperti dia sejauh ini? Saya rasa tidak.(sumber: hal 21,27,33)
Cerita kita skip sampai akhirnya dia menikah dengan Lim Kwei Ing, yang pastinya tidak berjalan dengan mulus-mulus saja, maksud saya disini bahwa untuk menikahi gadis ini ternyata Karmaka harus membuat pengorbanan yang cukup besar, yaitu membuat kesempatan mendapatkan Mobil, Rumah, dan bahkan Jabatan! Sudah 2 kali dia ditawari hal yang serupa, namun hatinya kukuh untuk menikahi murid yang diajarinya les pada saat itu. Adapun Lim Kwei Ing masih SMP ketika Karmaka yang berumur 24 tahun sudah melihatnya sebagai gadis yang istimewa.(Sumber: hal 47,51)
Mulai dari sinilah Karmaka dikenalkan dengan Bank NISP, karena kebetulan pemiliki bank itu adalah mertua Karmaka sendiri, yang pada saat itu mertua sedang berada di Tiongkok dan tidak bisa pulang akibat penipuan yang dilakukan oleh teman-temannya. Mulai dari halaman 61 sampai 183 berfokus kepada detail perjalanan Karmaka dalam menyelamatkan NISP, yang kalau saya bilang merupakan inti dari buku ini tersendiri. Beberapa kali saya menangis terisak membaca betapa keras perjuangan Karmaka sampai akhirnya dia mencoba bunuh diri yang untungnya gagal akibat dia ditemukan istrinya ketika dia dalam keadaan pingsan, dan tidak jarang dia marah semarah-marahnya atas kecurangan dan penipuan yang dilakukan orang-orang sekitarnya.
Penderitaan yang dialami Karmaka selama hidupnya tidak berlalu begitu saja, di usianya ke 44 tahun, dia dinyatakan terkena sirosis liver, yang berarti dia hanya punya waktu hidup 5 tahun lagi! Yang sebenarnya hal ini juga yang membuat Karmaka mengambil berbagai tindakan strategis untuk NISP kedepannya, yakni dengan menghitung sedetail mungkin waktu anak-anaknya untuk sekolah keluar negeri dan selesai dalam jangka waktu 5 tahun sehingga bisa menggantikan posisinya untuk mengawasi NISP.(sumber: hal 194,202,208)
Ya, bisa ditebak ternyata dia meninggal atau tidak kan? Kalau dia sudah meninggal gada buku ini pastinya. Jadi ternyata 30 tahun setelah dia divonis dia masih bertahan hidup dengan berbagai pengobatan alami yang dilakukan, seperti Qi Gong dan Tai Qi Chuan yang dilakukan secara disiplin. Dan juga pulang-pergi Tiongkok untuk berobat.(sumber: hal 207,210)
Sampailah pada akhir perjalanan, dan ketika kita mengenang semua perjalanan yang dialami oleh Karmaka, rasanya tidak layak jika kita, terutama saya untuk mengeluh bahkan sedikit saja mengenai kerasnya hidup yang telah dilalui. Jujur saja, saya merasa malu dan kecil, karena saya tidak sehebat dia, namun jika dilihat dari sisi positifnya, kini saya tahu bahwa kehidupan yang saya miliki sudah jauh lebih baik daripada pak Karmaka ini sendiri. Makanan dengan mudah bisa dicari, pakaian sudah tersedia di lemari, uang kiriman selalu datang setiap bulan, sekolah sampai sekarang(kuliah) selalu disubsidi orang tua, kesehatan terjaga, dan masih banyak lagi. Sehingga dengan ini saya ingin menutup artikel ini dengan satu kata yang mungkin bisa menjadi pemotivasi kita ketika kita dalam keadaan sulit, yaitu:
“Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kita keluhkan?”

Sekian dan terima kasih J

Wednesday, April 27, 2016

Tips and Trick Kurus tanpa Biaya!

(Gambar: Pudge Dota 2)
Belakangan ini ada sesuatu yang unik ketika aku berjumpa dengan orang-orang, hampir semua orang mengatakan aku kurusan. Ada yang bilang berat badanku sudah ideal ada pula yang bilang aku terlalu kurus. Ada yang mengatakan aku kurus karena stres memikirkan bisnis, ada pula yang bilang aku kurus karena aku terlalu pelit untuk mengeluarkan uang untuk makan, padahal sudah jelas bahwa pelit dan hemat itu berbeda!!!
Namun ada juga yang bahkan meminta saran dariku, “gimana sih caranya biar bisa kurus re? Kamu pasti nge-gym ya? Kamu ada minum obat diet ya??” begitu kurang lebih kata-kata yang mereka sampaikan, dan itu yang akan kita bahas kali ini. Disini aku mencoba membahas sedetail mungkin semua prosesnya sehingga harapanku kedepannya kalian yang membaca blog ini juga dapat menerapkannya di kehidupan kalian.
Seperti yang telah saya sampaikan di mengapa, siapa, bagaimana, bahwa kecenderungan orang pada umumnya adalah mencari tahu “bagaimana” cara melakukan sesuatu terlebih dahulu dibanding “mengapa” mereka harus melakukan sesuatu tersebut. Pernah suatu ketika saya mendengar orang mengeluh/curhat mengenai keinginan mereka, kurang lebih seperti ini isinya “aku ingin banget bisa main saham, keren banget orang-orang yang ada di film Wall Street itu ya, blablabla”. Dan solusi bagi orang-orang itu kembali lagi adalah dengan menanyakan kepada mereka, “apa “mengapa”mu yang membuatmu ingin seperti mereka? Setelah kamu keren seperti mereka apa lagi yang bakal kamu dan orang-orang di sekitar kamu dapatkan dengan bermain saham?”. Jika mereka masih ragu atau jawabannya masih kurang kuat sudah jelas bahwa kalaupun natni kita ajarin sedetail mungkin bagaimana cara untuk bermain saham, pasti dia tidak akan betah. Terutama jika menghadapi kesulitan-kesulitan seperti turunnya harga saham yang baru dibeli, maupun sulitnya memprediksi kemana arah pasar akan bergerak, d.l.l.
Hal yang sama untuk menjadi kurus, apa “mengapa”mu? Apakah dengan kamu kurus kamu bisa lebih bahagia? Apakah kamu ingin kurus karena si doi sukanya yang begitu? Apakah dengan kurus kamu bisa menjadi lebih sehat? Jika bukan, silahkan cari mengapa kalian sendiri. Untuk saya sendiri mengapa saya harus kurus(berat badan ideal) adalah karena saya ingin hidup sehat, terutama setelah saya mengetahui bahwa hal yang paling mahal di kehidupan ini adalah kesehatan, sehingga tidak masuk akal seorang perencana keuangan seperti saya mengagung-agungkan investasi namun kemudian uang hasil investasinya habis untuk berobat semua bukan?
Memang jika dipikir-pikir lagi pasti bagaimanapun ada lanjutan dari tindakan yang aku lakukan setelah aku menemukan “mengapa”ku. Yaitu mencari “siapa”ku. Sudah jelas bahwa jika kalian ingin menguruskan badan kalian, bertemanlah dengan orang-orang yang juga memang rutin menjaga berat badannya. Intinya bertemanlah dengan orang yang sevisi, karena bayangin aja kalau kalian sudah mati-matian menguruskan badan kalian tapi teman-teman kalian merupakan orang-orang yang kehidupan sehari-harinya pemakan junk food dan malas berolahraga, kalian kemungkinan besar akan mengikuti kebiasaan mereka!
Dan setelah dapat “siapa” yang akan membantu kalian dalam proses menguruskan badan, pastinya tidak lengkap jika kalian sendiri tidak berbuat apa-apa kan? Disinilah kalian akan menemukan hal umum yang bisa kalian googling di internet selama ini, yaitu 1001 cara untuk menjadi kurus. Bisa dengan nge-gym teratur, diet ala Dedy Corbuzer, jadi herbivora, minum obat diet herbal, minum susu pembuat kurus, serta minum obat kuat(jangan diikuti yang ini ya).
Untuk saya sendiri cara spesifik yang membuat saya kurus sejauh ini adalah dimulai dengan ikut aerobik, diikuti dengan memasak sendiri dan tidak menyediakan cemilan di kamar(jadi kalau mau makan ya mau gamau harus masak dulu, kalau mager ya ga jadi makan), dan rutin melakukan sit-up 50x, push-up 10x, plank 1 menit, squat jump 50x setiap hari. Dan terbukti setelah kurang lebih 6 bulan, berat badan saya berkurang hampir 10 kg!(Tanpa produk diet apa-apa lo :p)
Seperti yang saya sampaikan juga di pertahanan minggu ke-7, untuk olahraga itu ga perlu kok ke gym, semua bisa dilakukan tanpa apa-apa, kalaupun perlu benda palingan hanya 2 barbel saja, yang bermodalkan 100rb untuk selama-lamanya. Jadi salah besar kalau masih ada orang yang berpikir untuk kurus harus memakan biaya yang besar, justru gendut itulah yang membutuhkan biaya yang besar, karena biasanya makanan orang gendut jauh lebih banyak dari orang-orang yang kurus. Belum lagi orang gendut lebih rawan terkena kolestrol dan diabetes, yang biaya pengobatannya tidak usah dibahas lagilah ya.
Itu aja sih yang bisa saya sampaikan, mungkin sehabis membaca blog ini kalian bisa mulai mencari tahu apa penyebab kalian harus kurus, siapa teman kalian yang lagi mencoba untuk kurus ataupun bahkan sudah kurus duluan, dan yang terakhir carilah cara sealami mungkin untuk menjadi kurus, yaitu dengan berOLAHRAGA!
Sekian mengenai artikel kali ini, akhir kata saya ingin menyampaikan pesan dari about death ep.19 yang bisa dibaca di Webtoon:

“Sudah menjadi kebiasaan bagi manusia untuk mengomentari orang lain. Dan sudah menjadi kebiasaan kita pula untuk mengkhawatirkan mengenai apa yang dikatakan orang lain tentang kita. Tuhan menciptakan mata untuk melihat ke depan, sehingga menjadi kecenderungan kita untuk mengomentari apa yang kita lihat. Kita tidak akan pernah bisa melihat diri kita sendiri, hanya secercah bayangan di cerminlah yang bisa kita andalkan untuk mengetahui bagaimana wujud sebenarnya diri kita. Mata kita memungkinkan kita melihat dunia kita, jika diibaratkan game maka kehidupan ini adalah first person shooter, dan kitalah tokoh utamanya. Kita dan selalu kita, tidak pernah yang lain. Lantas apakah begitu pentingnya, bagaimana orang lain melihat dan memikirkan dirimu?”

Thursday, April 21, 2016

Aku tak sehebat Chairul Tanjung


Tahukah kalian siapa Chairul Tanjung? Dia merupakan pemilik Trans Corp, Bank Mega, dan Carefour di Indonesia. Perannya terhadap pembangunan negara ini tidak bisa dianggap remeh, terlihat dari betapa banyaknya bantuan sosial yang dia berikan mulai dari mendirikan sekolah gratis untuk anak-anak korban tsunami yang bernama Rumah Anak Madani(RAM), acara besar seperti “We Care Indonesia” dan “Indonesia Bisa”, menciptakan yayasan Thalasemia pada tahun 1987, program berbagi bersama sebanyak 100.000 sembako yang diselenggarakan oleh Para Group(nama perusahaan yang sekarang bernama CT Corp), dan masih banyak lagi yang mungkin tidak saya ketahui.
Pak CT memang terkenal dengan kegigihan dan keseriusannya dalam mengerjakan sesuatu, bahkan di halaman 331 beliau mengatakan bahwa dia tidak akan mau masuk ke sebuah bidang bisnis dimana dia tidak mungkin menjadi juara atau sesial-sialnya menjadi nomor dua. Apabila menjadi juara dua saja sudah tidak mungkin, lebih baik kita tidak usah masuk sama sekali.
Chairul Tanjung sendiri merupakan seseorang yang memang sudah aktif dari masa kuliahnya, terlihat dari beberapa kali dia mengadakan acara-acara besar yang tidak jarang melibatkan orang-orang penting di negara ini. Kedekatan dia terhadap SBY, Taufik Kiemas, Jusuf Kalla, dan orang penting lainnya sudah tidak diragukan lagi. Bisa dibilang dia sudah sejajar dengan presiden di negeri ini(menurut saya).
Dia juga begitu cinta kepada sekolahnya, terlihat dari cerita dia mendapatkan MURI untuk acara reuni SMAN 1 Boedi Oetomo yang dihadiri peserta terbanyak di Indoensia, yakni 10.000 orang. Dia selaku ketua ikatan alumni sekolah tersebut berjuang sebisa mungkin agar sekolah yang dulu menjadi tempatnya belajar kembali menjadi sekolah yang memiliki prestasi yang bagus, yang kebetulan beberapa tahun sebelumnya SMAN 1 Boedi Oetomo ini sempat mengalami kemunduran yang signifikan.
Membaca buku biografi Chairul Tanjung ini, membuat saya teringat betapa kecilnya saya, terutama ketika melihat dia memberikan bantuan 100 Miliar ke rakyat Indonesia, sedangkan saya untuk memberi 1 Miliar saja masih jauh sekali rasanya. Terkadang terusik juga ingatan ini dengan kata-kata hidup ini tidak adil, apa memang sudah takdirnya dia seperti itu dan saya tidak bisa seperti dia? Apa karena lahir di keluarga yang miskin lantas membuat dia lebih kuat dan gigih dibanding saya yang lahir di keluarga yang mapan dan sudah serba berkecukupan ini?
Namun kegalauan itu ternyata tidak berlangsung lama, tepat saja ketika saya membuka facebook saya melihat ada suatu cerita mengenai semut dan nabi Ibrahim yang isinya begini
“Suatu hari, ketika nabi Ibrahim dibakar oleh raja Namrod, terlihat dari kejauhan ada seorang semut yang sedang membawa setetes air, melihat semut tersebut sang gagak menertawakannya dan bertanya, “Apa yang sedang kau lakukan semut? Kau tahu bahwa mustahil memadamkan kobaran api itu dengan setetes air bukan?” Semut menjawab dengan tenang,”Setidaknya dengan ini jelaslah di pihak mana aku berada”.
Cerita yang singkat namun maknanya sangat menyentuh dan tepat sekali untuk menjawab kegalauan yang saya alami. Di cerita ini jika kita telusuri lebih lanjut bahwa jelaslah jika dipikir dengan logika yang dikatakan si gagak itu benar, bahwa setetes air tidak akan bisa mematikan kobaran api yang begitu besarnya. Sama seperti kita seorang tidak akan bisa  melenyapkan masalah kemiskinan dan pengangguran yang terjadi di dunia ini.
NAMUN, jauh lebih baik mencoba membawa setetes air daripada hanya diam dan melihat orang yang kita sayangi dibakar bukan? Jauh lebih baik kita mencoba untuk menghilangkan kemiskinan di sekeliling kita daripada hanya malas-malasan dan mengutuk pemerintah serta orang lain atas kemiskinan yang terjadi bukan? Dan maksud saya dengan kata di sekeliling kita itu tidak lain dan tidak bukan adalah dimulai dari diri kita sendiri! Ya, langkah paling pertama untuk menghilangkan kemiskinan di dunia ini adalah dengan memastikan bahwa kita sendiri tidak miskin!
Kita semua diciptakan ada tujuannya masing-masing, contohnya saja bayangkan kalau penulis buku Chairul Tanjung(Tjahja Gunawan) tidak menjadi penulis buku, melainkan menjadi pebisnis, mungkin saya dan kita semua disini tidak pernah tahu bahwa ada sosok yang begitu hebatnya di dalam negeri kita tercinta ini. Atau bayangkan jika semua orang adalah pemain saham dan tidak ada yang menjadi petani, bisa dibayangkan tidak ada yang bisa kita makan bukan?
Dan untuk penutup, saya akan menyampaikan cerita teman saya mengenai apa yang disampaikan oleh kakeknya tepat seminggu sebelum beliau meninggal, yang sampai sekarang kata-kata itulah yang membuat dia selalu cinta kepada negerinya, yaitu Indonesia tercinta ini. Adapun kata-kata tersebut adalah:
“Nak, kamu tahu kenapa tuhan membuat kamu lahir di Indonesia? Bukan di negara Jepang yang pertaniannya sudah bagus, atau di Arab dimana negara yang menjadi asal usul agama Islam, ataupun di Amerika yang mana merupakan negara yang maju dan sejahtera? Ya, kamu terlahir disini tidak lain dan tidak bukan untuk menjadikan negara ini menjadi lebih baik lagi! Baik dari sisi pertaniannya, agamanya, maupun sisi-sisi yang lain yang bisa kamu ubah dengan ilmu yang kamu miliki.”
Ya, kita harus sadar bahwa mengapa nafas masih berhembus dan mata masih bisa melihat ini ada dengan suatu tujuan, sama seperti sebuah game yang mana hanya akan berakhir ketika kita sudah menyelesaikan main quest dari game tersebut.
Dan selagi kita masih hidup, maka jelaslah sampai saat itu tujuan utama kita terlahir di dunia ini belum kita selesaikan ;)

Friday, April 15, 2016

Nama hal itu adalah ketidak-adilan

(Gambar: Jack Frost)
Malam ini begitu indah, cuaca yang sejuk diiringi angin yang sepoi-sepoi semakin membuatku bersyukur atas semua nikmat tuhan yang telah diberikan selama ini. Akupun senantiasa mengenang prestasi-prestasi dan nikmat yang telah kuraih selama ini, orang tuaku yang begitu sayang kepada anak-anaknya(baik dari sisi emosional dan juga finansial J ), kakak-kakakku yang sudah berhasil menjadi dokter, kakak iparku yang merupakan seorang spesialis anak dan kakak ipar satunya lagi adalah orang lulusan teknik perminyakan ITB, aku yang bisa masuk ke universitas IPB, dan begitu banyaknya nikmat-nikmat lain yang tak sempat kusebutkan satu persatu di artikel ini.
Adapun yang ingin kubahas kali ini adalah mengenai ketidak-adilan, terutama mengenai ketidak-adilan yang kumiliki. Bagaimana tidak adilnya, bahwa aku bisa duduk santai sembari membuat artikel ini dengan perut yang kenyang sedang ada orang diluar sana yang berjuang hanya untuk mencari makan, tidak adil melihat aku bisa santai-santai bermain game sedangkan teman-teman seangkatanku ada yang harus kuliah sambil bekerja sambilan untuk membiayai kuliah dan kehidupannya, bahkan ada yang harus memberi kiriman kepada orangtua mereka di kampung. Tidak adil juga aku bisa berinvestasi dalam Reksa Dana,Obligasi dan Saham, sedangkan teman-temanku yang lain uang jajannya hanya cukup untuk kebutuhan hidup saja(walau sudah hidup sehemat mungkin), dan BETAPA BODOHNYA jika aku tidak bersyukur dan malah mengeluh ketika ada sedikit hambatan dalam hidupku yang sudah begitu indah ini.
Namun apa intinya? Apakah berarti orang yang terlahir miskin maka dia akan terus miskin selama hidupnya? Atau apakah orang yang terlahir di keluarga bukan pebisnis tidak bisa menjadi seorang pebisinis yang sukses? Apakah anak seorang petani tidak bisa menjadi dosen ataupun presiden? Saya rasa kita semua tahu jawabannya kan, bahwa TIDAK PENTING kamu terlahir di keluarga yang bagaimana, jika memang kamu sudah mempunyai impian hidup dan berusaha mati-matian untuk mengejarnya, maka kamu pasti akan mendapatkan impian tersebut! Seperti kata Bill Gates/Umar bin Khattab “Jika kamu terlahir miskin itu bukan salahmu, tapi jika kamu mati miskin itu baru salahmu”.
Itu yang biasanya motivator-motivator katakan, seakan-akan mengabaikan faktor nasib yang telah diberikan tuhan dan tertulis di Lauhul mahfudz didalam kehidupan ini. Namun benarkah itu? Bukan ingin menjatuhkan semangat atau mengecilkan impian kalian, tapi sadarkah kalian bahwa bagaimanapun anak seorang pebisnis akan lebih mudah untuk menjadi pebisnis karena link yang dimiliki oleh orang tuanya dan modal yang dimiliki oleh keluarganya, anak seorang dosen akan jauh lebih mudah untuk berkecimpung di dunia akademisi, anak seorang pegawai swasta akan cenderung menjadi pegawai swasta juga, dan seterusnya.
Namun, saya disini bukan ingin memojokkan anak pembantu, anak pengemis, anak orang miskin atau apapunlah itu, yang ingin saya katakan adalah, benar bahwa kalian yang anak orang-orang yang miskin akan susah untuk bersaing dengan anak orang-orang yang mapan, kalian akan lebih susah untuk mendapatkan modal untuk membuka usaha, kalian akan lebih susah dalam meraih jabatan yang bagus di perusahaan, dan bahkan mungkin kalian akan lebih susah untuk mendapatkan gelar pensiun muda, TAPI itu semua hanya dalam jangka pendek saja.
Maksudnya? Mungkin benar jika kalian terlahir miskin kalian akan lebih susah untuk mendapatkan modal untuk membuka usaha yang kalian inginkan, tapi dalam jangka panjang, jika kalian terus menjaga nama baik kalian di mata orang-orang, selalu bertindak sesuai dengan yang diwajibkan, menjauhkan apa yang diharamkan, dan senantiasa mengikuti sunah yang rasul kita lakukan, percayalah, tuhan tidak akan melihat usahamu sebagai tindakan yang sia-sia.
Untuk perbandingannya sendiri, saya memakai ilustasi sebuah perusahaan yang sudah go public, dari sisi orang-orang yang berkecimpung di dunia saham, atau bahasa lainnya investor saham, maka kami mempunyai beberapa kriteria YANG bisa mewakilkan bahwa perusahaan itu akan berkembang atau tidak kedepannya, seperti price to earningnya, debt equitynya, profit growthnya,dividen growthnya, d.l.l. Di dalam dunia saham ini disebut faktor fundamental.
Adapun jika kita asumsikan kita sebagai individu adalah perusahaannya, maka kriteria yang bisa mewakilkan kita akan berkembang atau tidak kedepannya(Faktor Fundamental) adalah kejujuran kita, usaha kita, kesabaran kita, rasa percaya diri kita, kemauan kita untuk belajar(ini yang terpenting), dan faktor-faktor lainnya yang mungkin bisa kalian temukan sendiri di dalam kehidupan kalian.
Sehingga, ketika sebuah perusahaan mempunyai fundamental yang baik, bagaimana dengan harga sahamnya dalam jangka panjang? Ya, investor saham akan serentak menjawab meski dalam jangka pendek harga sahamnya akan naik turun disebabkan oleh berbagai sebab, namun dalam jangka panjang harga sahamnya akan naik berpuluh-puluh bahkan beratus kali lipat dari harga awalnya!
Dan dari sinilah analogi yang aku temukan dalam kehidupan kita juga, jika fundamental kita sebagai individu sudah bagus, maka percayalah dalam jangka panjang, mungkin bisa 5 tahun lagi, 10 tahun lagi, atau bahkan 20 tahun lagi kalian akan tetap sesukses orang-orang yang terlahir dengan keluarga yang lebih kaya dan lebih sukses dari kalian.
Dan dalam dunia game, anggap saja kalian bermain dengan orang yang memulai dengan level 5(memiliki keluarga yang mapan dan berkecukupan), dan kalian memulai bermain dengan level 1(tidak punya apa-apa), mungkin kalian akan kalah jika kalian melawan mereka, namun jika kalian bisa menjadi teman mereka, bukan tidak mungkin kalian akan menaikkan level secara bersama-sama bukan? Dan dalam jangka panjang experience yang kalian miliki juga tidak akan berbeda jauh(Untuk pemain RPG pasti mengerti kok).
Sekian untuk kali ini, akhir kata siapapun orang tua kalian, apapun status kalian saat ini, berarapun tabungan yang kalian miliki saat ini, dalam jangka panjang itu TIDAK AKAN menjadi penghalang kita untuk mendapatkan pensiun muda!!!

So, tetap semangat dan selamat memantapkan faktor fundamental kita masing-masing ya!!!

Wednesday, April 13, 2016

Pensiun(the Traditional Way)

(Gambar: Son Gohan Dragon Ball)
Pensiun muda,...
Kebebasan Finansial,...
Pendapatan pasif lebih besar dari pengeluaran kita,..
Jika kalian sudah membaca blog ini dari awal, maka kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan kata-kata tersebut bukan?
Nah, dalam perjalanan saya menyampaikan ini ke orang-orang di sekitar saya(termasuk melalui blog ini), saya menemukan begitu banyak orang yang menyangkal akan kemungkinan untuk pensiun muda di Indonesia. Karena, mungkin saja 10 maupun 20 tahun yang lalu, belum pernah atau masih jarang ada orang-orang di sekitar mereka yang merupakan ”pensiunan muda”. Adapun yang mereka kenal adalah orang-orang yang memang pensiun di umur tuanya(56-58 untuk Pegawai negeri, 60 untuk Profesor, dan 58-65 untuk Pegawai swasta*).
Sehingga wajar saja mereka sangat bingung ketika saya mengatakan di umur ke 30 kelak saya akan mendapatkan gelar pensiunan muda. Yang bisa saya simpulkan adalah mereka bingung darimana saya bisa hidup? Terutama mengenai masalah keuangan pastinya. Hal ini juga wajar terjadi karena orang-orang generasi sebelum saya hanya tahu 2 tipe pemasukan ketika hidupnya sudah pensiun. Adapun yang pertama dikhususkan untuk pegawai negeri saja, yaitu gaji pensiunan, sekitar 60-80% gaji pokok terakhir kali posisi dia menjabat. Dan yang kedua dan bersifat universal adalah kiriman dari anak, ya seperti yang kita tahu hal ini masih sangat umum terjadi di Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Sehingga orangpun berbondong-bondong menjadi pegawai negeri, dan,... membuat anak ._.
Setidaknya itu yang saya dapat dari berbicara dengan beberapa orang berusia 50an di sekitar saya, adapun pemikiran orang-orang yang sudah berkembang mengetahui adanya tipe pemasukan yang baru yaitu bisnis dan perkebunan. Yang biasanya uang untuk modal awalnya menggunakan dana pesangon mereka. Dan ini yang sedikit mau saya kritik, maaf jika ada yang tersinggung, tapi JANGAN PERNAH gunakan SELURUH uang pesangon kalian untuk sesuatu yang belum pasti. Apa maksud belum pasti disini? Yaitu belum pasti uang itu bakal mendapatkan return berapa setiap tahunnya, belum pasti uang tersebut dipakai untuk membeli apa saja ketika bisnis sudah berjalan, dan yang terakhir belum pasti siapa yang siap membeli(konsumen), distributor, dan segala tetek bengek yang ada dalam bisnis maupun perkebunan yang akan kalian jalani nanti.
Bukan berarti orang yang melakukan ini tidak baik, HANYA SAJA bisa kalian bayangkan apa yang akan terjadi ketika bisnis yang dijalani bangkrut, atau perkebunan yang dijalaninya ternyata tidak berproduksi sebagaimana rencana awal, ya, uang yang mereka kumpulkan dengan susah payah seumur hidupnya akan habis!!! Ingat, makanya yang saya larang barusan adalah menggunakan seluruh uang pesangon ya.
Jadi apa solusinya? Untuk para pensiunan yang memang sudah umurnya(56-65), kalian harus tahu bahwa waktu kalian tidak banyak lagi, ya, memang gitu teorinya ._. hmm. Adapun maksud saya disini jika uang tabungan kalian hilang pada saat ini, hidup kalian akan terancam! Bisa jadi sampai-sampai kalian tinggal di rumah anak, atau minimal untuk uang bulanan kalian akan meminta-minta kepada anak kalian. Ada sih opsi lain, yaitu kembali bekerja, dan semua kemungkinan di atas kalau bisa jangan sampai terjadi bukan ;).
Sehingga saran saya adalah,pada umur segitu carilah investasi yang aman seperti deposito, obligasi, dan reksa dana yang paling aman(pasar uang/pendapatan tetap). Dan dari situ kita bisa memprediksikan return konstan di angka 5%/tahun, sehingga dengan asumsi jika kalian hidup dengan total pengeluaran 5jt/bulan(sekolah anak sudah selesai, tidak ada uang bensin ke kantor, dan rumah sudah lunas), kalian butuh 1,5M untuk bisa pensiun yang sesungguhnya, dan jika tabungan kalian melebihi 1,5M tersebut, barulah uang itu yang digunakan untuk bereksperimen dalam bisnis ataupun perkebunan kalian tadi.
Akhir kata, mungkin yang ingin saya sampaikan adalah mulailah berinvestasi dan mencoba-coba berbisnis sedini mungkin, karena jika kalian gagal(uang hilang, bisnis bangkrut) kalian masih memiliki banyak kesempatan untuk bangkit lagi dan memulai dari 0. Dan selalu gunakan prinsip ini dalam berinvestasi dan berbisnis, 
"Di tahun awal kita memulai sesuatu, gunakanlah modal uang sesedikit mungkin dan modal waktu sebanyak mungkin, dan hal ini akan berkebalikan dengan sendirinya seiringan dengan bertambahnya pengalaman kalian"
Itu aja, sekian, dan buat para pembaca blog ini yang sudah berusia 50-an, selamat menikmati masa pensiun kalian~~~ (pastinya dengan bebas secara finansial ya :D)
*angkanya sangat bervariasi, itu hanya asumsi saya saja, mengingat bagaimanapun hebatnya seseorang, di umur ke 65 produktifitasnya akan mulai menurun juga ;)



Monday, April 11, 2016

Kemewahan, narkoba jenis terbaru?

(Gambar: Gallerian, Red)
Turun dari mobil Alphard, pintu dibukakan oleh supir, tas laptop dibawakan oleh supirnya menuju pintu masuk dan kelak akan dibawakan lagi oleh ajudan pribadinya menuju ruangan di kantor tersebut. Pulang dari kantor kembali menuju rumah seharga 10 Miliar, yang terletak di perumahan termahal di kota tempat ia tinggal, mengadap ke gunung Salak, dan pintu dan garasipun dibukakan oleh 3 pembantu di rumah tersebut. Mewah sekali hidupnya, setidaknya itulah yang rata-rata orang pikirkan.
Tapi apakah arti kemewahan itu sendiri? Seperti biasa ketika saya melihat KBBI, saya lagi-lagi terkejut membaca pengertian akan mewah itu sendiri “serba banyak, serba indah, serba BERLEBIH”, jadi bisa saya simpulkan kemewahan itu adalah jika benda itu berlebihan, yang setau saya apapun yang berlebihan tidak pernah baik efeknya, kecuali ibadah.
Taukah kalian, bahwa saya sendiri suka dengan hal mewah, seperti memiliki mobil Fortuner terbaru seharga 500jt, memiliki rumah(hanya untuk ditinggali) lebih dari 1, dilayani oleh pembantu, mempunyai playstation 4, memakai Iphone 6S, d.l.l. Tapi walaupun saya menikmatinya, saat itu pula saya tahu bahwa saya sedang tenggelam dalam kemanjaan oleh kelemahan. Dan saya harus berhati-hati, karena semakin saya bergantung pada benda-benda mewah di atas maka akan semakin manja saya kedepannya. Saya akan merasa saya pantas memilikinya, dan merasa tidak senang ketika saya tidak memilikinya, dan hati saya akan jengkel dan bukan tidak mungkin terakhir saya harus berhutang untuk menutupi kelemahan saya tadi.
Dan sedihnya, tidak sedikit orang-orang yang melakukan ini! Ketika seseorang yang sebenarnya belum mampu untuk membeli Iphone 6 memaksakan dirinya untuk membelinya dengan mencicil, ketika seseorang yang sebenarnya tidak butuh mobil Fortuner namun mencicilnya dengan jangka waktu 5 tahun, dan bahkan orang yang mencicil rumah yang sebenarnya tidak mampu untuk ia beli selama 15 tahun!
Karena itu dari beberapa cerita di atas, saya menyimpulkan bahwa ada cara untuk mempertemukan antara kemewahan dengan kenyataan, tanpa menjadi budak darinya, hanya dengan mengerti konsep bahwa “kemewahan itu adalah seperti obat-obatan(narkoba).” Credit to: Mrmoneymustache
Jangan panik dulu, kita semua sudah mencobanya dalam bentuk yang berbeda-beda bukan, kopi dengan kafeinnya yang memberikan kita tambahan tenaga jika diminum sekali sehari, teh yang memberi kita kesegaran dengan teinnya, paracetamol yang menurunkan suhu badan kita dengan cara membuat kita mengantuk, dan beberapa obat-obatan lainnya. Dan inti dari semua obat-obatan tersebut adalah mereka datang dengan porsi yang seimbang antara efek negatif dan positifnya. Hanya orang bodoh yang memakainya secara berlebihan dan melupakan ada efek negatif yang sangat berbahaya dibalik pemakaian berlebihan tersebut.
Kemewahan-pun tidak jauh berbeda dengan obat-obatan tadi. Saya ingat beberapa hari yang lalu saya pergi ke mall termewah di Jakarta dengan mencharter mobil, memakan makanan yang sangat nikmat disusul dengan harganya J, dan kemudian bermalam di hotel bintang 5 yang pelayanannya sangat memuaskan. “Hidupku begitu mewah” begitu pikirku dalam hati, “inilah kehidupan yang seharusnya kudapatkan! Buat apa selama ini aku berhemat dan jalan kaki atau naik angkot tiap mau kemana-mana?”
Bisa dipastikan pada saat itu obat-obatan itu sudah bekerja dengan sangat baik di tubuhku, semua reaksi kimia akan merasakan sombong, manja, dan mulai terbiasa.
Memang pengalaman itu tidak dapat dipungkiri sangat menyenangkan, namun itu adalah pengalaman yang seharusnya disimpan, dikenang, dan untuk ditertawakan, seperti ketika kita melihat foto masa pernikahan kita.
Ketika kemewahan tadi sudah merasuk kedalam diri kita, maka timbullah pernyataan-pernyataan seperti “orang sepertiku harusnya tidak tinggal di tempat seperti ini!”. “mobil seperti ini hanya dinaiki oleh karyawan kelas rendahan!”, “olahraga joging hanya untuk orang-orang yang pelit! Seharusnya mereka bermain golf!”.
Dan pada saat itulah kemampuan kita untuk bertahan hidup dan berkembang menyempit, dan secara dramatis menurun. Sama seperti obat-obatan lain, kemewahan bagus untuk dipakai sekali-sekali, tapi jika kemewahan diterapkan untuk setiap aspek kehidupan kita, apa yang akan kita capai? Ketidak warasan. Sama seperti berpikir karena aku mampu bermain golf, aku akan bermain golf setiap hari selama hidupku!
Yang lebih tidak waras lagi adalah mereka diluar sana yang memiliki masalah secara finansial dan mencari kemewahan bahkan membelinya secara kredit, sama tidak warasnya seperti orang yang sedang terkena penyakit diabetes tapi meminta 1 porsi kue dengan penuh gula diatasnya ketika akan sedang operasi.

Jadi, dengan ini saya nyatakan, perlakukanlah kemewahan dari sisi kekuatan, bukan dari sisi lemah  kita yang membuat kita menjadi lebih manja dan ketergantungan. Kemewahan yang terbaik adalah jika kita dapat menghargainya secara positif dan dilakukan sekali-sekali, ketimbang menjadikan hal itu bagian rutin dalam kehidupan kita.

Thursday, April 7, 2016

Pelit dan Hemat, saudara kembar yang tidak akan pernah bersatu.

(Gambar: Basch dan Gabranth Final Fantasy 12)
Halo!!!
Pernah ga sih ketika kalian lagi melakukan salah satu dari latihan pertahanan, tiba-tiba orang di sekitar kalian bilang “ih,kok pelit amat sih jadi orang!”, jika pernah berarti kita senasib kok. Mungkin kalian merasa sedih atau menjadi galau mendengarkan orang di sekitar kalian terus mengatakan kalian pelit, tapi benarkah kita memang pelit? Atau ternyata kita sebenarnya hanya lebih hemat dibanding teman-teman kita yang lain. Emang apa sih defenisi pelit dan hemat itu sendiri?
Menurut KBBI, pelit adalah “kikir, tidak suka memberi sedekah”. Dan hemat adalah “berhati-hati dalam membelanjakan uang,dsb:tidak boros:cermat”. Dari sini saja sebenarnya sudah jauh berbeda antara hemat dengan pelit. Jadi bisa dikatakan orang yang pelit itu adalah yang uangnya hanya untuk dirinya sendiri saja, atau bahkan tidak untuk dirinya juga! Melainkan uangnya hanya untuk disimpan, ditumpuk dan disembah(mungkin?). Sehingga jika kalian masih rutin bersedekah minimal setiap shalat Jumat bagi yang muslim, maka kalian tidak termasuk kategori orang pelit! Yey...
Adapun merujuk kepada pengertian KBBI tadi, bahwa hemat itu berarti berhati-hati dalam membelanjakan uang, yang BERARTI tidak menghabis-habiskan uang untuk sesuatu yang tidak menambah value kita, seperti nongkrong di restoran yang terlalu mahal buat ukuran kantong kita, nonton bioskop terlalu sering, langganan sebulan di Gym walau hanya datang 2 kali saja, dan hal hal lain yang sebenarnya tidak menguntungkan jika dihitung opportunity cost antara uang yang dikeluarkan dengan manfaat yang didapat.
Mungkin akan lebih gampang lagi kalau pakai contoh ya, misalnya gini, ketika seseorang diajak nongkrong di restoran bersama sahabat-sahabat terbaiknya, maka orang pelit akan berkata dia tidak ikut, atau bahkan ketika dia ikut dia memesan yang paling murah tapi minta-minta makanan yang dipesen temannya. Bedanya ama orang hemat? Dia akan berhitung dulu, apakah memang nongkrong di restoran saat ini dapat meningkatkan keselarasan hubungan dia dengan sahabat2nya? Ataukah memang dengan nongkrong dia dapat membuka wawasan mengenai restoran baru di daerah itu, sehingga jika memang mempunyai manfaat yang besar, orang yang hemat tidak akan segan-segan untuk ikut nongrong bersama teman-temannya tadi, tapi mungkin dengan sedikit persiapan yaitu makan sesuatu dulu sebelum pergi sehingga ketika sampai di restoran dia bisa hanya memesan cemilan saja.
Bedanya jelas bukan? Mungkin dalam jangka pendek tidak begitu kelihatan bagi beberapa orang, tapi dalam jangka panjang, orang pelit dengan memiliki 1 juta dengan dia punya 1 miliar hidupnya tidak akan jauh berbeda, karena dia terlalu takut uangnya habis. Namun tidak dengan orang hemat, yang kaum ini akan semakin baik kehidupannya kedepannya terutama dalam keuangannya, karena uang yang ditabungnya tadi mempunyai tujuan yang spesifik, yaitu akan diinvestasikan dalam beberapa hal, seperti emas, reksadana, dan properti sehingga hartanya akan semakin bertambah dan bukan tidak mungkin suatu saat nanti dia tidak perlu berhemat lagi karena dia sudah bebas secara finansial.
Jadi, kamu termasuk tipe yang mana?
Selamat malam jumatan dan selamat berhemat!!!




Saturday, April 2, 2016

Wirausaha, sama dengan membela negara?

(Gambar FF XII Vayne Solidor)
Halo, hari sabtu yang cerah ya. Tidak kok, kali ini kita tidak akan melakukan latihan pertahanan, melainkan saya akan bercerita sedikit mengenai entrepreneurship(kewirausahaan).
Jadi tadi pagi saya mengikuti Stadium General yang diadakan untuk peserta Program Mahasiswa Wirausaha, dan dari acara itu saya mendapat sedikit banyak mengenai pentingnya berwirausaha terutama bagi kita-kita generasi muda ini. Yok langsung kita seberapa penting sih sebenernya menjadi wirausahawan ini.
Pertama, dengan menjadi wirausahawan, berarti kamu telah membela bangsa Indonesia yang tercinta ini! Mengapa? Karena dengan tingkat pengangguran yang berada di sekitar 10%*(20jt orang) saat ini, dengan kamu berwirausaha kamu bisa mengurangi angka itu, yang pastinya berdampak baik kepada pendapatan per kapita daerah tersebut, meningkatkan GDP maupun GNP, serta mengurangi angka kriminalitas di daerah tersebut! Bayangkan efek domino yang terjadi dengan seseorang memulai berwirausaha, bayangkan lagi apabila berbondong-bondong orang terutama generasi muda memulai berwirausaha di daerahnya.
Kedua, Indonesia kebetulan memang negara yang sangat beruntung, mengapa? Karena kita sedang mendapatkan yang namanya bonus demografi, apa itu? Gampangnya gini, penduduk kita lagi banyak yang sedang masuk di usia produktif(18-56 tahun), sehingga jika ditanggapi dengan baik, kita akan menjadi negara yang memiliki penduduk produktif yang sangat banyak!(Bandingkan dengan Jepang yang diproyeksikan pada tahun 2040 36% penduduknya akan diisi oleh orang diatas 65 tahun, woek). Ada juga ada artikel yang mengatakan bahwa kondisi demografi Indonesia saat ini sama seperti ketika Jepang mau lepas landas pada tahun 1960! Jadi dengan ini bisa disimpulkan bahwa generasi kita inilah yang kemungkinan besar akan membuat bangsa ini menjadi negara maju!
Ketiga, mendukung pernyataan nomor 1, ada teori yang mengatakan “suatu penduduk di suatu negara yang maju harus memiliki paling sedikit 2% wirausahawan dalam populasinya”. Sudah pernah mendengar teori ini? Teori ini sendiri dicetuskan melalui sebuah buku di Amerika pada tahun 1960! Bayangkan, Amerika sudah sadar sejak tahun 1960-an betapa pentingnya peran seorang wirausahawan dalam mendorong perekonomian negara. Sehingga mungkin ada beberapa dari kita yang bertanya-tanya, mengapa harus 2%? Berdasarkan perhitungan kasar yang dilakukan, kita akan mendapatkan hasil seperti ini:
Penduduk Indonesia = 250jt
2% jadi pengusaha = 5jt
Asumsi 1 pengusaha mempekerjakan 10 pegawai = 50jt
Asumsi 1 pegawai menanggung 4 jiwa(diri sendiri, suami/istri dan 2 anak) = 200jt
Sehingga dengan 2% pengusaha saja, kita sudah menutupi seluruh pengangguran di negeri ini!!! Sungguh hebat bukan?
Maka dari itu, bagi kalian yang ingin mengabdikan diri kepada negara, sudah bukan jamannya lagi dengan berperang seperti di kerajaan-kerajaan jaman dulu ataupun mengkritik dan mencaci maki pemerintahan yang ada, melainkan dengan kalian berwirausahalah, kalian bisa membangun perekonomian di daerah kalian, tidak, bahkan perekonomian dan juga kesejahteraan di seluruh negara kalian!!! 
Jadi, cukupkah 3 alasan tadi menjadi penyemangat kalian untuk memulai berwirausaha? Jika belum tidak apa-apa, karena ini hanya langkah pertama dari perjalanan kita yang baru. Anggap saja ini masih intro season kedua dalam sebuah game yang akan kalian mainkan seumur hidup kalian.
Dengan ini saya sudahi dulu, sampai jumpa di artikel wirausaha selanjutnya!!!
Jangan lupa bahwa masyarakat diluar sana menantikan dirimu!


*sumber kurang jelas, mungkin bisa di search sendiri lagi angka pastinya.

Friday, April 1, 2016

Season 2?!!

Hello, miss me folks?
Kembali lagi di blog tercinta, yang sempat ditinggal pergi oleh pemiliknya.
Jadi mungkin pada bertanya-tanya nih kenapa blognya lanjut lagi ya, langsung ajadeh gue jelasin ya.
Pertama, hari dimana gue umumin blog ini bakal ditutup, ternyata reaksi orang-orang ga seperti yang gue bayangin tuh, gue pikir gada yang peduli atau gimanalah, eh ternyata mereka pada sedih gitu, langsung deh gue disembur dengan 1001 motivasi dari mereka-mereka yang peduli terhadap blog ini :3.
Ada beberapa yang paling gue inget sampai sekarang ini, yaitu “menulis blog itu sama dengan menulis lagu, jadi ngapain takut orang lain ga suka kalau emang kita menikmatinya. Dan emang ga semua orang juga bakal suka pada lagu yang sama kan.”, dilanjut dengan motivasi orang lain yang isinya “semua tulisan itu ada pembacanya sendiri-sendiri kok,tenang aja re, aku ngikuti blogmu kok.”. Dan ada lagi yang ngomong gini “re, gue rasa ga masalah kalau emang loe belum jadi pebisnis tapi ngebahas tentang bisnis ataupun ngajarin orang lain cara berbisnis, asalkan loe emang sering berkomunikasi dengan praktisi dalam bisnis juga”.
Jadi dari 3 motivasi tadi semangat gue mulai bangkit lagi nih, mengingat ternyata ga sesia-sia itu yang gue lakuin selama ini ya. Seenggaknya dengan menulis blog selama ini gue jadi lebih paham bahwa masih ada begitu banyak cara menghemat dan cara untuk berinvestasi diluar sana. Sehingga dengan ini terbukti bahwa perjalanan kita masih panjang~~~ sekali. Itulah alasan keduanya. Mungkin kedepannya tidak hanya terbatas kepada pertahanan, serangan, dan kebijaksanaan lagi nih, bosen juga kalau monoton gitu kan. Makanya fitur-fitur baru lagi disiapin, ditunggu aja ya folks~
Adapun alasan ketiganya adalah, melihat blog “Mr.Money Mustache” dengan tulisan uniknya yang membahas mengenai early retirement(pensiun muda) dengan semenarik mungkin, menceritakan bagaimana dia bisa pensiun di umur 30 dan apa kegiatan dia sehari-hari setelah pensiun, yang sebenernya memang blog itulah yang menjadi kiblat blog ini juga dari awalnya. Ada juga “Achmad Ifham” dengan kemampuan menulisnya yang senantiasa membahas mengenai Ekonomi Syariah, walaupun dia sendiri dulunya kuliah di jurusan Psikologi, namun sampai hari ini dia sudah membuat beribu-ribu tulisan mengenai hukum riba, hukum pegadaian, asuransi, dan semua mengenai ekonomi dan keuangan yang dibahas dalam kemasan Syariah. Serta “Rudiyanto”dengan blognya yang full membahas mengenai Reksa Dana, yang mungkin apapun yang perlu kalian ketahui mengenai reksa dana ada di blog tersebut. Dan dia juga masih terus menulis sampai hari ini, dan kebetulan saat ini dia juga sedang memegang jabatan penting di Panin Asset Management. Masih ada lagi sebenernya penulis-penulis lain yang menginspirasi saya, namun 3 itu yang memang selalu saya ikuti, sehingga jika mereka bisa menulis terus tanpa kehabisan ide, mengapa saya tidak? J
 Jadi mungkin itu pembukaan kita kali ini. Dengan ini, saya Ahmad Raihan, selaku Founder dari Kisah Keuangan, menyatakan bahwa Kisah Keuangan Season 2 sudah dimulaiii~~~ Jreng jreng jreng tak dek dis.(Bayangkan suara yang heboh deh pokoknya ._.)
Siapkan waktu dan kuota kalian bagi yang ingin memperbaiki keuangan maupun kehidupan kalian saat ini, karena kita akan mencapai Kebebasan Finansial dalam beberapa tahun kedepan bersama-sama!!!
Sekian, dan sampai jumpa di artikel berikutnya!!!