Wednesday, May 25, 2016

Berbisnis ala tradisional, masih pantaskah?

(Gambar: FF XII Rabanstre)

Hola, di malam yang sejuk ini saya menyempatkan diri untuk menulis artikel ini karena saya rasa informasi yang mau saya sampaikan kali ini akan kita perlukan baik untuk menjadi pebisnis, pegawai ataupun investor yang bisa beradaptasi dengan perubahan jaman yang begitu pesatnya.
Adapun tulisan kali ini lebih berfokus membahas buku yang saya baca baru-baru ini yang berjudul “Paradox Marketing”, yang ditulis oleh Arief Yahya dan bekerja sama dengan Marketeers. Buku ini sangat membuka pikiran saya kembali mengenai kita sebagai generasi muda, yang sudah melek teknologi untuk memanfaatkannya terutama di bidang-bidang yang produktif, seperti belajar dan juga berbisnis serta berinvestasi. Sudah bukan saatnya kita melakukan secara tradisional, teknologi yang sudah susah payah ditemukan akan menjadi sangat disayangkan jika tidak digunakan secara optimal.
Sehingga dengan ini saya akan menyampaikan garis besar buku ini dan bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan pastinya tidak akan selengkap jika kalian membaca sendiri buku ini, so walau udah baca tulisan ini tetap usahain beli bukunya yaa.
Part 1: The Philosophy
Di bab ini penulis membahas mengenai perubahan masif pada perilaku konsumen yang bisa ditabelkan seperti ini:

Perilaku Konsumen
Dulu
Sekarang
Mencari
·         Informasi produk terbatas
·         Iklan adalah sumber informasi
·         Informasi produk tidak terbatas
·         Search Engine(Google adalah sumber informasi
Memilih
·         Interaksi langsung
·         Kebutuhan untuk melihat dan meraba produk yang akan dibeli
·         Interaksi tidak langsung(online)
·         Kebutuhan untuk bisa browsing produk yang akan dibeli

Membeli
·         Pembeli dan penjual berjumpa langsung
·         Transaksi hanya bisa dilakukan dengan Cash
·         Pembeli dan penjual tidak lagi berjumpa langsung
·         Transaksi bisa dilakukan dengan transfer, credit card, dan berbagai alternatif lainnya

Memakai
·         Konsumen lebih loyal, karena tidak tersedianya banyak informasi mengenai produk-produk lain
·         Konsumen kurang loyal, karena banyaknya informasi mengenai produk-produk lain yang tersedia di internet
Mengevaluasi
·         Evaluasi dilakukan face to face
·         Jumlah partisipan terbatas
·         Evaluasi dilakukan secara online(sosmed)
·         Jumlah partisipan tidak terbatas


Langsung saja dilanjut ke

Bab 2: The Principles
Disini dijelaskan beberapa teknik paradox marketing yang sebenarnya modifkasi dari 4P sendiri(Price, Product, Place, Promotion). Yang pembagiannya adalah sebagai berikut:
·       -  Place = Private – Public
·         Product = Enterprise – Consumer
·         Price = Wholesale – Retail
·         Promotion = Social – Personal
Untuk lengkapnya bisa dibaca sendiri di bukunya karena terlalu panjang jika dijelaskan disini.
Ada juga PRDX Toolkit sebagai alat untuk menemukan, mengimpelementasikan, dan mempertahankan paradox marketing, yaitu:
·         Position Your Current Situation
·         Recognize Leverage Posibilities
·         Do Paradox Strategies
·         Extend Sustainability
Itu saja yang bisa saya sampaikan, karena saya sendiri juga belum selesai membaca buku ini. Sehingga dari sini kita sebagai konsumen maupun produsen mulai bisa memanfaatkan kemajuan jaman seefektif mungkin. Tidak usah jauh-jauh, mulai dari menggunakan ATM dalam menyimpan uang, mendaftarkan diri ke E-Banking/Mobile Banking agar transaksi bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, mencatat pengeluaran dan pemasukan sehari-hari menggunakan aplikasi yang tersedia di app store, menggunakan medos dalam berkomunikasi ketimbang sms dan telepon, dan banyak lagi pastinya.
Sehingga ketika kelak kita berbisnis, pembukuan catatan keuangan tidak lagi di kertas, tetapi minimal di excel. Untuk transaksi juga tidak melulu harus cash, melainkan bisa melalui transfer. Dan pelanggan yang mau membeli produk tidak harus berjumpa langsung dengan kita, melainkan bisa memesan melalui online/chat saja. Tidak ketinggalan juga investasi pun sekarang bisa dilakukan secara online, kalian bisa membeli reksa dana secara online tanpa harus mendatangi kantornya, tapi pastikan perusahaan itu sudah terjamin dan diawasi oleh OJK. Juga dalam bermain saham, kalian tidak lagi harus bolak balek ke kantor bursa efek untuk jual beli saham, melainkan semua bisa dilakukan hanya dengan beberapa pencetan dari smartphone yang kita miliki. 
Dan tidak lupa, buku ini saya pinjam di Perpustakaan, sehingga ketika buku ini selesai saya baca orang lain juga memiliki kesempatan yang sama untuk bisa membaca buku ini juga. Dan pastinya dengan gratis J. Jadi tidak ada alasan harga sebuah pendidikan itu terlalu mahal yaa.
Sekedar bercerita bahwa rata-rata orang sukses yang saya baca biografinya mereka gemar sekali membaca buku, baik mengenai biografi orang sukses lainnya, buku mengenai ilmu terapan dari sesuatu yang mereka kerjakan, dan buku yang berfokus kepada personal growth. Begitu sadarnya mereka akan kehebatan sebuah buku, dan pastinya kita juga sukses sejauh ini karena ada buku yang menjadi panduan kita selama ini bukan?
Jadi sekian dari saya kali ini, dan selamat membaca!!!

Tuesday, May 17, 2016

Kemampuan yang harus dimiliki semua orang

(Gambar: Invoker Dota 2)
Saya baru sadar ternyata ada suatu skill yang mutlak dimiliki oleh seseorang yang sukses baik di dunia finansial maupun di dunia nyata. Dan kabar baiknya, skill ini dimiliki oleh kita semua! Kira-kira apa ya nama skill itu?
Sadarkah bahwa sebagian besar hal yang kita lakukan itu berasal dari rekomendasi atau karena dilakukan oleh teman kita juga? Contoh paling akrab di lingkungan saya adalah bermain game, jika saja teman-teman saya tidak ada yang mengajak bermain Dota, rasanya mustahil saya betah bermain Dota berjam-jam tanpa dibayar dan bisa dibilang tanpa menghasilkan apapun(tidak produktif), bahkan merusak tubuh karena duduk terlalu lama dalam waktu berjam-jam.
Contoh lain adalah kenalan saya yang bermain golf karena ajakan bosnya, sekarang dia menjadi pemain golf yang bisa dibilang hampir maniak, rasanya tidak mungkin ada 1 minggupun terlewat tanpa bermain golf kecuali memang dia sedang sangat sibuk.
Mungkin kalian pernah mengalami hal yang serupa? Ikut menonton film bioskop terbaru, mendengarkan musik terbaru, mencoba tempat makanan yang baru, yang semata-mata hanya karena tidak ingin tertinggal oleh teman kalian yang secara tidak langsung mempunyai skill yang mempengaruhi kalian untuk melakukan apa yang diinginkannya.
Sudah tahu apa nama skill itu sekarang? Ya, nama skill itu adalah skill mengajak orang atau bahasa kerennya Skill Persuasive!!!
Jika dilihat dari kisah-kisah nabi, rasanya tidak ada 1 nabipun yang dalam hidupnya tidak memiliki skill ini, bahkan menurut saya skill inilah yang menjadi inti utama mereka diciptakan ke dunia ini, yaitu mengajak orang-orang untuk menyembah Tuhan yang Maha Esa dan berbuat kebaikan.
Lihat juga Soekarno, Soeharto, dan pemimpin-pemimpin lainnya, bisa saya pastikan tidak ada satupun dari mereka yang tidak menguasai skill ini. Karena sebenarnya inti dari kepemimpinan sendiri itu adalah skill mengajak orang. Semakin banyak orang yang bisa kita ajak maka semakin dianggap pemimpin pulalah kita.
Steve Jobs berhasil mengajak jutaan orang untuk menikmati mewahnya memakai produk Apple, Mark Zuckeberg berhasil mengajak miliaran orang untuk terhubung melalui sesuatu yang ia ciptakan, Warren Buffet berhasil mengajak karyawan-karyawan untuk bekerja lebih optimal di tempat dia berinvestasi, dan masih banyak lagi contoh orang-orang sukses yang tidak terlepas dari skill ini.
Skill mengajak orang ini pulalah yang bisa membawa dunia kepada kebaikan, 1 orang yang menguasai skill dalam mengajak orang untuk bersedekah akan menciptakan peluang tersalurkannya dana sedekah ke tangan yang lebih membutuhkan. Dengan adanya yang mengajak orang-orang untuk senantiasa beribadah walau sesibuk apapun akan menciptakan peluang terciptanya tempat-tempat beribadah di tempat-tempat yang memiliki jalur aktivitas yang padat. Dan dengan adanya orang yang mengajak untuk hidup hemat dan senantiasa berinvestasi maka akan semakin banyak jugalah orang-orang yang bisa pensiun muda ataupun bebas secara finansial ;)
Tapi, skill ini jugalah yang membawa banyak orang kepada kehancuran. Contoh paling nyata di sekitar saya adalah merokok. Rata-rata hampir semua teman saya yang merokok adalah karena ajakan temannya, yang pastinya tidak enak jika ditolak karena akan dikucilkan dari komunitas pertemannya tersebut. Ada pula teman saya yang hancur gara-gara ajakan pacarnya untuk berbuat yang tidak-tidak. Bahkan yang sempat saya alami sendiri adalah malasnya saya belajar akibat ajakan teman-teman saya yang mungkin memiliki niat tersendiri ketika mengajak kami untuk tidak belajar. Dan karena fakta-fakta inilah timbul suatu kesimpulan yang berisi “seseorang bisa dinilai dari dengan siapa dia bergaul”.
Karena itulah mau apapun pekerjaan kita sekarang, mau dimanapun kita berada sekarang, mau sesibuk apapun kita, sempatkanlah waktu sejenak untuk terus mempelajari skill ini, karena hanya orang-orang yang menguasai skill inilah yang bisa benar-benar sukses dalam kehidupannya.

Sekian dari saya, dan selamat mengajak!!!

Friday, May 13, 2016

Waktu dan Uang

(Gambar: slow magic, Final Fantasy)

Ketika kita sudah tua, mungkin kita akan punya banyak uang, tapi tidak punya cukup waktu untuk menikmatinya karena ada istri, anak, dan pekerjaan yang sudah menumpuk ketika kita pulang dari liburan kita. Dan ketika muda, kita punya banyak waktu tetapi tidak mempunyai cukup uang untuk menikmatinya karena beberapa dari kita ada yang masih bersekolah S2, ada yang baru mulai merintis karir maupun memulai berbisnis.
Sebuah cerita klasik bukan?
Namun itu terjadi jika kita menanamkan pemikiran bahwa uang berbanding lurus dengan waktu yang kita habiskan untuk bekerja. Saya sudah bertanya ke beberapa kenalan saya dan memang jawaban yang paling umum saya dengar adalah “Jika kita ingin memiliki uang banyak, maka ya kita harus bekerja keras.”, “Uang ga tumbuh di pohon bro, kalau mau dapet uang ya kerja dulu sana”, “Belajarlah yang baik, dan bekerja keraslah biar kamu sukses dan kaya ya nak.”
Ya, secara teori kata-kata mereka benar. Saya juga tidak pernah mengatakan bahwa mendapatkan uang itu gampang ataupun tidak butuh kerja keras, dan jika ada orang yang berkata seperti itu kepada kalian waspadalah, karena kemungkinan dia penipu yang ingin membawa kabur uang kalian dengan berbagai investasi yang ditawarkannya(pengalaman).
Jika ada yang bilang kalau mau hidup santai dan bebas jadilah pebisnis, mereka tidak salah. Namun terkadang mereka lupa menyampaikan bagian dimana para pebisnis-pebisnis tersebut pada awalnya bekerja jauh lebih keras dibandingkan orang-orang pada umumnya, yang pada akhirnya membuat mereka bisa menikmati hidup di saat orang lain masih harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Jadi yang mau saya sampaikan disini adalah?
Yaitu sampai kapan kita harus bekerja keras tersebut, terutama dalam mencari uang.
Jadi gini, pada umumnya orang ketika saya tawarkan untuk terjun ke dunia investasi, maka mereka akan selalu menolak dengan mengatakan “ah, saya kan masih muda, belum punya uang, belum punya pengalaman, ntar aja deh belajarnya kalau udah berduit! Hehehe”. Atau kalau yang tua saya tawarkan untuk berinvestasi alasan mereka adalah “ya kamu kan masih muda, bisalah belajar yang namanya investasi-investasi gitu, ya kalau aku kan dah sibuk ama kerjaan dan lain-lain, gada waktu lah buat belajar investasi-investasi lagi. Ntar aja deh kalau aku dah pensiun baru kupikirin uang pensiunnya mau dibisnisin apa deh.”
Untuk menjawab kedua contoh di atas saya mengambil kata-kata Robert Kiyosaki yang isinya seperti ini
“My poor dad said he could not invest because he had no money. My rich dad said, invest your time when you have no money”
Maksudnya? Ya, saya tidak menyangkal kalau kita kaula muda ini masih memiliki sedikit uang, dan tidak salah jika kita berpikir bahwa untuk apa investasi sekarang, toh returnnya juga ga bisa buat beli apa-apa. Saya akui terkadang saya juga sempat berpikir seperti itu, di saat anak muda lain menghabiskan uang kirimannya untuk menikmati hidup, saya mencoba untuk selalu menyisihkan uang saya untuk diinvestasikan dalam reksa dana dan hal-hal lain.
Returnnya? Memang belum terlihat, tapi dengan menaruh uang saya di reksa dana saham, saya jadi tahu bahwa uang saya memiliki potensi return rata-rata 10-18%/tahun, sehingga bisa dibayangkan jika suatu saat saya memiliki uang 1 Miliar, return dari investasi saya bisa mencapai 100jt/tahun, atau sekitar 8jt/bulan! Ya, dan kalaupun ternyata reksa dana saham ini memang tidak memberikan return seperti yang saya harapkan dalam beberapa tahun ke depan, saya masih memiliki waktu untuk mencari alternatif investasi yang lain, seperti properti, emas, bermain saham sendiri, d.l.l.
Itu jika dilihat dari segi return, namun yang lebih terasa adalah jika dilihat dari segi risknya, atau risikonya. Bayangkan, ketika kalian punya uang 1 Miliar, kalian investasikan uang itu di money game, atau investasi yang berkedok kebun jati namun ternyata itu investasi bodong, ya, pastinya sangat menyakitkan, namun suka tidak suka harus diakui kenapa itu bisa sampai terjadi ya karena ketidakmauan kita untuk mulai belajar berinvestasi ketika masih muda seperti sekarang ini.
Contoh nyata tidak sedikit, banyak kenalan saya yang sudah pensiun atau hendak pensiun terjerat dalam kasus investasi bodong seperti jual beli emas tanpa barang fisik(hanya ada suratnya aja), ikut money game seperti “manusia membantu manusia”(MMM), dan ada juga yang mencoba berbisnis atau bermain saham di usia lanjut dan ternyata gagal dan harus menjual mobil dan aset-aset lainnya, YANG kemudian dari kejadian itu mereka akan bercerita ke orang lain bahwa investasi dan bermain saham itu berbahaya, sehingga harus dijauhi. ;) Sudah mengerti sekarang mengapa di Indonesia hanya sekitar 0,25% orang yang sudah terjun di pasar modal?
Ya, karena itulah saya disini mencoba untuk mengajak kepada kita semua untuk memulai investasi sedini mungkin, terutama buat kalian yang belum berkeluarga. Anggapannya gini deh, kalaupun ternyata uang yang kita investasiin itu berkurang ataupun hilang karena kita terkena penipuan, toh kita tinggal mencarinya kembali kan(easier said than done). Namun jika kalian merasa kalian rugi dengan berkurangnya uang yang sudah capek-capek kalian tabung, saya rasa itu kurang tepat. Karena kalian sudah mendapatkan ilmu yang akan membuat kalian tahu apa perbedaan investasi bodong dan tidak yang mungkin bisa kalian pakai seumur hidup kalian! Dan karena itu pula kalian akan semakin realistis dalam melihat return investasi dan mencari lembaga-lembaga investasi yang formal dan berada di bawah OJK kedepannya(Pengalaman pribadi sih).

Jadi sekian dulu, akhir kata saya ingin menekankan bahwa cobalah untuk memulai berinvestasi setelah kalian membaca artikel ini, yang paling saya rekomendasikan sih memulainya di reksa dana dulu, karena hanya membutuhkan 250rb/bulan saja untuk memulainya, ya hitung-hitung kurangi dikitlah jatah nongkrong dan nonton bioskopnya dulu sekali-sekali buat kebebasan finansial kita di masa depan, hehe.

Monday, May 2, 2016

Efek sedekah itu sungguh nyata

(Gambar: Crystal Maiden Dota 2)
Kadang ada kalanya, kehidupan merupakan suatu yang tidak masuk di akal, seperti kemampuan nabi Musa membelah lautan, nabi Isa bisa membangkitkan orang yang sudah mati, nabi Muhammad berjumpa dengan malaikat Jibril, ada teman kalian yang tidak rela memutuskan pacarnya yang jelas-jelas sudah selingkuh dan menyakitinya, ada juga orang yang suka bersedekah padahal itu hanya mengurangi jumlah harta yang dimilikinya.
Namun ternyata, Ippho Santosa menemukan bahwa kata-kata tidak masuk di akal itu sebenarnya berasal dari otak kiri kita, yang identik dengan berpikir logis dan rasional. Tetapi kita harus ingat bahwa otak kita bukan hanya 1 bagian, ada yang bilang 2 atau bahkan 3 bagian. Tapi disini saya ingin membahas otak kanan saja, yang mana merupakan bagian dari diri kita yang membuat seseuatu yang mustahil menjadi tidak mustahil, sesuatu yang tidak bisa dilihat menjadi bisa dibayangkan, sesuatu yang tidak berwujud menjadi sesuatu yang bisa dirasakan.
Dan untuk fokus kita kali ini, saya akan membahas mengenai sedekah. Sadarkah kalian mengapa banyak kisah-kisah nabi-nabi jaman terdahulu yang sepertinya tidak masuk di akal jika kita pikir-pikir di jaman sekarang ini? Manusia tidak hangus dibakar api? Manusia bisa ngomong ama semut? Pfft... Tidak, saya tidak mencoba untuk mengatakan bahwa itu semua mustahil, justru saya sangat percaya akan kebenaran cerita-cerita tersebut. Dan mungkin saja, mengapa di Al-Qur’an tertulis cerita-cerita seperti itu salah satu tujuannya adalah agar kita menggunakan otak kanan kita dalam berpikir dan bertindak, atau dengan kata lain tidak ada yang tidak mungkin selagi kita percaya kepada kekuatan Tuhan yang maha kuasa.
Mungkin benar, tidak mungkin jika kita bisa membelah lautan, menghidupkan orang mati, atau apapun yang sejenis itu, maka itulah kita tidak disuruh mencoba melakukannya. Namun, mengenai sedekah? Bukankah kita disuruh melakukannya? Dan efeknya? Sekedar info, kalian bisa mencari manfaat dari bersedekah di Qur’an ataupun sumber-sumber lainnya, namun yang saya ingat adalah bahwa sedekah apapun itu balasannya adalah 10x lipatnya!
Ya, jujur saya juga tidak percaya dengan teori itu. Saya pikir itu hanya iming-iming dari pihak-pihak tertentu agar kita mau bersedekah di tempat dia saja. Tetapi itu berubah sejak kejadian yang menimpa saya hari ini. Sekali lagi saya ingatkan bahwa sebelum kejadian ini, saya sempat beberapa kali ogah-ogahan mau bersedekah terutama karena saya sering merasa bahwa uang tersebut lebih bagus di investasikan di Reksa Dana, ataupun di Saham.
Jadi ceritanya gini, setelah saya membaca buku “7 Keajaiban Rezeki” oleh Ippho Santosa, keinginan saya untuk bersedekah menjadi naik turun, di satu sisi merasa tidak mungkinlah hanya dengan bersedekah aja kita bisa kaya, bisa sehat, atau lebih tidak mungkin lagi jika kita dapat 10x lipat dari sedekah yang kita keluarkan, kalau memang betul sedekah sehebat itu semua orang sudah mengambil semua uangnya di tabungan dan investasi dan menyedekahkannya! Begitulah yang selalu saya pikirkan. Sampai akhirnya suatu hari saya diberi kesempatan untuk bersedekah kepada teman saya yang memang membutuhkan, skip skip skip, beberapa hari setelah itu saya masih penasaran balasan 10x lipatnya kapan datangnya ya? :p
Ya, beberapa hari setelah itu, saya sudah tahu bahwa tidak mungkinlah segampang itu kembali uang yang saya sedekahkan itu, apalagi sampai 10x lipatnya. Saya tidak masalah, toh sebenarnya saya tahu nikmat saya bisa hidup sehat sekarang, bisa bersekolah sampai ke jenjang kuliah, mempunyai orang tua dan keluarga yang selalu mensupport sudah merupakan balasan dari berapapun sedekah yang saya keluarkan. Tapi sepertinya Tuhan tidak ingin jika saya berhenti bersedekah disitu, singkat cerita tibalah masa dimana saya terlilit hutang sekitar 20jt!!! Dan itu terjadi tidak lama setelah saya bersedekah tadi, sekitar 2 minggu gitu kalau ga salah.
Alamak, bukan 10x lipat yang awak dapat, malah terbelit hutang pulak yang awak dapat ini. Masalahnya bukan hanya 20jt itu saja yang harus dikembalikan, melainkan uang itu dikenai bunga sebesar 0,25%/hari! Jangan tanyakan untuk apa uang itu dan mengapa saya sampai bisa berhutang sebesar itu, karena itu sungguh memalukan jika diceritakan. L
Hari-hari berikutnya, ketika bangun, tidur, mandi, kuliah, ngomong bersama teman, shalat, main game, semua kegiatan saya tadi tidak terlepas dari memikirkan bagaimana cara melunasi hutang tersebut, belum lagi hutang yang harusnya menghasilkan keuntungan bagi saya ternyata berbalik membuat saya kehilangan 1,1jt! Wah, mampus dah gue ini, pikirku dalam hati. Lima hari setelah itu, percaya atau tidak ada rekan bisnis saya* yang secara cuma-cuma memberikan bantuan kepada saya sebesar 20jt!!! Padahal saya kenal dia baru dua bulan lalu dari sebuah grup trader saham di internet, itupun kami kenalan hanya dari medsos saja, dan belum pernah bertatap muka langsung! Dia hanya mengatakan bahwa kedepannya paling dia minta share profit aja dari 20jt yang diberikan tadi. Done, dalam hitungan menit dia mentransfer uang itu kepada saya, padahal bisa saja uang itu saya bawa lari dengan mudahnya bukan? Toh tidak ada jaminan apa-apa dari saya dan bahkan dia tidak tahu saya tinggal dimana.

Subhanallah, Walhamdulillah, Walailahailallah, Wallahu Akbar. Sungguh, jika cerita ini bukan saya sendiri yang mengalami mungkin saya juga masih merasa bahwa cerita ini hanya dibuat-buat orang yang bercerita saja agar kita mau bersedekah. Namun, jika kalian juga sama seperti saya yang dulu, mungkinkah kalian menjadi tokoh utama di kisah “efek sedekah itu nyata” yang selanjutnya? J

*sekedar info, nama orang yang telah berjasa besar itu adalah Pak R pemilik blog simponi kehidupan. :)