(Gambar: slow magic, Final Fantasy)
Ketika kita sudah tua, mungkin kita akan punya banyak uang,
tapi tidak punya cukup waktu untuk menikmatinya karena ada istri, anak, dan
pekerjaan yang sudah menumpuk ketika kita pulang dari liburan kita. Dan ketika
muda, kita punya banyak waktu tetapi tidak mempunyai cukup uang untuk
menikmatinya karena beberapa dari kita ada yang masih bersekolah S2, ada yang
baru mulai merintis karir maupun memulai berbisnis.
Sebuah cerita klasik bukan?
Namun itu terjadi jika kita menanamkan pemikiran bahwa uang
berbanding lurus dengan waktu yang kita habiskan untuk bekerja. Saya sudah
bertanya ke beberapa kenalan saya dan memang jawaban yang paling umum saya
dengar adalah “Jika kita ingin memiliki uang banyak, maka ya kita harus bekerja
keras.”, “Uang ga tumbuh di pohon bro, kalau mau dapet uang ya kerja dulu
sana”, “Belajarlah yang baik, dan bekerja keraslah biar kamu sukses dan kaya ya
nak.”
Ya, secara teori kata-kata mereka benar. Saya juga tidak
pernah mengatakan bahwa mendapatkan uang itu gampang ataupun tidak butuh kerja
keras, dan jika ada orang yang berkata seperti itu kepada kalian waspadalah,
karena kemungkinan dia penipu yang ingin membawa kabur uang kalian dengan
berbagai investasi yang ditawarkannya(pengalaman).
Jika ada yang bilang kalau mau hidup santai dan bebas
jadilah pebisnis, mereka tidak salah. Namun terkadang mereka lupa menyampaikan
bagian dimana para pebisnis-pebisnis tersebut pada awalnya bekerja jauh lebih keras dibandingkan
orang-orang pada umumnya, yang pada akhirnya membuat mereka bisa menikmati
hidup di saat orang lain masih harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Jadi yang mau saya sampaikan disini adalah?
Yaitu sampai kapan kita harus bekerja keras tersebut,
terutama dalam mencari uang.
Jadi gini, pada umumnya orang ketika saya tawarkan untuk
terjun ke dunia investasi, maka mereka akan selalu menolak dengan mengatakan
“ah, saya kan masih muda, belum punya
uang, belum punya pengalaman, ntar aja deh belajarnya kalau udah berduit!
Hehehe”. Atau kalau yang tua saya tawarkan untuk berinvestasi alasan mereka
adalah “ya kamu kan masih muda, bisalah belajar yang namanya
investasi-investasi gitu, ya kalau aku kan dah sibuk ama kerjaan dan lain-lain,
gada waktu lah buat belajar
investasi-investasi lagi. Ntar aja deh kalau aku dah pensiun baru kupikirin
uang pensiunnya mau dibisnisin apa deh.”
Untuk menjawab kedua contoh di atas saya mengambil kata-kata
Robert Kiyosaki yang isinya seperti ini
“My poor dad said he could not invest because he had no
money. My rich dad said, invest your time when you have no money”
Maksudnya? Ya, saya tidak menyangkal kalau kita kaula muda
ini masih memiliki sedikit uang, dan tidak salah jika kita berpikir bahwa untuk
apa investasi sekarang, toh returnnya juga ga bisa buat beli apa-apa. Saya akui
terkadang saya juga sempat berpikir seperti itu, di saat anak muda lain
menghabiskan uang kirimannya untuk menikmati hidup, saya mencoba untuk selalu
menyisihkan uang saya untuk diinvestasikan dalam reksa dana dan hal-hal lain.
Returnnya? Memang belum terlihat, tapi dengan menaruh uang
saya di reksa dana saham, saya jadi tahu bahwa uang saya memiliki potensi
return rata-rata 10-18%/tahun, sehingga bisa dibayangkan jika suatu saat saya
memiliki uang 1 Miliar, return dari investasi saya bisa mencapai 100jt/tahun,
atau sekitar 8jt/bulan! Ya, dan kalaupun ternyata reksa dana saham ini memang
tidak memberikan return seperti yang saya harapkan dalam beberapa tahun ke
depan, saya masih memiliki waktu untuk mencari alternatif investasi yang lain,
seperti properti, emas, bermain saham sendiri, d.l.l.
Itu jika dilihat dari segi return, namun yang lebih terasa
adalah jika dilihat dari segi risknya, atau risikonya. Bayangkan, ketika kalian
punya uang 1 Miliar, kalian investasikan uang itu di money game, atau investasi yang berkedok kebun jati namun ternyata
itu investasi bodong, ya, pastinya sangat menyakitkan, namun suka tidak suka
harus diakui kenapa itu bisa sampai terjadi ya karena ketidakmauan kita untuk
mulai belajar berinvestasi ketika masih muda seperti sekarang ini.
Contoh nyata tidak sedikit, banyak kenalan saya yang sudah
pensiun atau hendak pensiun terjerat dalam kasus investasi bodong seperti jual
beli emas tanpa barang fisik(hanya ada suratnya aja), ikut money game seperti
“manusia membantu manusia”(MMM), dan ada juga yang mencoba berbisnis atau
bermain saham di usia lanjut dan ternyata gagal dan harus menjual mobil dan
aset-aset lainnya, YANG kemudian dari kejadian itu mereka akan bercerita ke
orang lain bahwa investasi dan bermain saham itu berbahaya, sehingga harus
dijauhi. ;) Sudah mengerti sekarang mengapa di Indonesia hanya sekitar 0,25%
orang yang sudah terjun di pasar modal?
Ya, karena itulah saya disini mencoba untuk mengajak kepada
kita semua untuk memulai investasi sedini mungkin, terutama buat kalian yang
belum berkeluarga. Anggapannya gini deh, kalaupun ternyata uang yang kita
investasiin itu berkurang ataupun hilang karena kita terkena penipuan, toh kita
tinggal mencarinya kembali kan(easier said than done). Namun jika kalian merasa
kalian rugi dengan berkurangnya uang yang sudah capek-capek kalian tabung, saya
rasa itu kurang tepat. Karena kalian sudah mendapatkan ilmu yang akan membuat kalian tahu apa perbedaan investasi bodong
dan tidak yang mungkin bisa kalian pakai seumur hidup kalian! Dan karena itu
pula kalian akan semakin realistis dalam melihat return investasi dan mencari
lembaga-lembaga investasi yang formal dan berada di bawah OJK
kedepannya(Pengalaman pribadi sih).
Jadi sekian dulu, akhir kata saya ingin menekankan bahwa
cobalah untuk memulai berinvestasi setelah kalian membaca artikel ini, yang
paling saya rekomendasikan sih memulainya di reksa dana dulu, karena hanya
membutuhkan 250rb/bulan saja untuk memulainya, ya hitung-hitung kurangi
dikitlah jatah nongkrong dan nonton bioskopnya dulu sekali-sekali buat
kebebasan finansial kita di masa depan, hehe.
No comments:
Post a Comment