Sunday, December 4, 2016

Penyebab rendahnya minat anak muda di pertanian(dan investasi)

Haloo, kita sudah memasuki bulan desember aja ya... Dah mau tahun baru.. Apa kalian sudah memiliki target ataupun resolusi untuk tahun depan?
Kali ini saya ingin membahas mengenai penyebab mengapa orang-orang, terutama anak muda pada umumnya tidak tertarik kepada pertanian(dan investasi) nih.. Penasaran? Kalaupun engga ya tetep lanjut baca juga dah..
Yang pertama, pertanian membutuhkan waaaaktu yang lama untuk bisa dipetik hasilnya. Maksudnya? Ya contoh gampangnya aja ni, kita nanam pohon hari ini mau kita doain mau kita siramin terus mau kita pupukin sampai mampus juga ya tumbuh besarnya setelah 10 tahunan ke atas kan. Sama tuh kayak investasi. Kalian punya uang 10jt sekarang mau kalian investasikan di reksa dana kek, di saham, di obligasi tetep aja dalam jangka 10 tahun baru mulai terasa besar returnnya. Jadi, untuk menunggu selama itu, apalagi dengan anak jaman sekarang yang sukanya serba cepat dan praktis, sepertinya membuat pertanian(dan investasi) kurang diminati.
Kedua, terlalu sedikitttt yang mau dikelola.. Pernah merasa ga sih alasan petani-petani di negara kita ga makmur apa? Kalau kalian menjawabnya dengan tidak optimal dalam mengelola lahannya maka saya luruskan sedikit, bukan karena lahan yang ada tidak dikelola dengan optimal, melainkan lahannya terlalu kecil, jadi mau dikelola gimana juga hasilnya tetep aja gabisa memakmurkan petani!. Sama juga kayak investasi, tabungan kita yang cuma 10jtan mau return setahun 100% ga akan cukup buat financial freedom yang kita bicarakan! Makanya dalam 4 langkah menuju financial freedom saya menyarankan tingkatkan dulu pendapatan, saving, baru kemudian kalian bisa mulai berinvestasi. Dan karena tabungan yang masih terlalu sedikit itu pula, yang membuat pertanian(dan investasi) kurang diminati.
Ketiga, terlalu banyak ketidakpastian dalam mengerjakannya, baik dari faktor internal maupun eksternal. Karena itu akan sangat susah mencapai hasil sesuai yang diinginkan dengan cuaca ataupun iklim yang tidak mendukung apalagi khususnya sekarang(ada efek global warming d.l.l). Dan kemungkinan untuk rugi juga yang membuat orang-orang agak “minder” untuk berbisnis di pertanian. Ya, kalian pasti sudah tahu dunia investasi, terkhusus saham yang mengalami fluktuasi seperti ini dari waktu ke waktu. Yang terkadang membuat kita tidak rasional dalam bertindak. Padahal jika ditarik garis panjang 25 tahun ke belakang, secara rata-rata investasi di saham salah satu yang paling menguntungkan dibandingkan investasi-investasi lainnya, khususnya dengan fee transaksi yang murah(sekitar 0,4% net), tidak seperti properti(sekitar 4-6% net), dan bahkan emas(yang sebenernya tidak pernah saya anggap sebagai investasi). Namun untuk bertahan dalam masa naik dan turun itulah tantangan sebenarnya dari dunia bisnis dan investasi, dan bagi orang yang bermental risk averse, inginnya pendapatan yang tetap dan investasi yang pasti untung, membuat pertanian(dan investasi) kurang diminati.


Jadi? Apakah salah orang-orang menghindari pertanian? Saya rasa tidak, selagi 3 masalah utama di atas belum terselesaikan. Dan bahkan masalah yang pertama memang belum ada solusinya. Jadi daripada stres mikirin ngemajuin pertanian di negara kita, mending investasi dulu aja deh. Langkah-langkah yang bisa dilakukan lebih realistis dan achieveable buat kita yang memang memulai dari 0 begini. Bukan tidak mungkin kelak ketika kita sudah mencapai financial freedom baru kita bisa mulai membangun petanian negara ini kembali, karena bagaimanapun kita masih negara agraris bukan.

Sekian dan selamat bertani!!!

No comments:

Post a Comment